
Masih Ada waktu untuk Menghasilkan Buah
(Luk 4:1-13)
Musa hidup selama 120 tahun. 40 tahun pertama ia hidup sebagai pangeran dalam Kerajaan Mesir karena ia diangkat dari air oleh permaisuri Firaun. 40 tahun kedua, ia hidup di Midian setelah ia lari dari Mesir paska ia membunuh salah satu tantara Mesir yang menganiaya orang Israel. 40 tahun terakhir, ia menemani bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir menuju tanah terjanji. Peristiwa ia melihat semak belukar yang menyala tetapi tidak terbakar adalah peristiwa kunci dalam hidupnya. Ia menerima tawaran Tuhan untuk mengubah hidupnya. Dari Midian, ia kembali ke Mesir untuk menyelamatkan bangsanya. Hidupnya tidak senyaman sebelumnya, tetapi ia menyambut kisah itu. Peristiwa itu mengawali masa perjuangan di satu sisi, tetapi juga mengawali masa yang paling bermakna dalam masa paling bermakna dalam hidupnya. Ia tidak dikenang karena masa-masa di Midian, tetapi masa-masa di Padang Gurun, bersama bangsanya.
Ada kalanya, kita ada di masa yang penuh perjuangan, tetapi masa-masa yang sama bisa menjadi masa paling bermakna. Demikianlah, belajar dari Injil, kita masih punya sisa waktu untuk menghasilkan buah. Mungkin kinilah saatnya memperbaiki diri agar buahnya makin berlimpah. Terngiang ungkapan dalam Injil, “Pengurus kebun itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah dia tumbuh selama setahun ini lagi. AKu akan mencankgul tanah di sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!’” (Luk 13: 8-9).
Rm. Joko Lelono, Pr