Pijar Iman : Februari Minggu III
“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!"


Sabda Tuhan hari ini mengatakan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan!" (Yer 17: 5).


Teks ini melengkapi apa yang dikatkaan dalam bacaan Injil, “Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang punya Kerajaan Allah” (Luk 6: 20).


Saat ini banyak orang memiliki syarat untuk bahagia seperti :

1.Saya akan bahagia kalau bisa liburan ke luar negeri.

2.Saya akan bahagia kalau keluarga saya baik-baik saja.

3.Saya akan bahagia kalau bisa punya rumah sendiri.

4.Saya akan bahagia kalau bisa bekerja tanpa stres.

5.Saya akan bahagia kalau bisa punya banyak waktu luang.

6.Saya akan bahagia kalau bisa selalu sehat.

7.Saya akan bahagia kalau bisa punya banyak teman yang baik.


  1. Faktanya hidup tidak demikian. Pengalaman menunjukkan bahwa kebahagiaan itu bisa ditemukan di dalam hal-hal sederhana.

    Seorang bertanya, Apa bedanya orang optimis dan pesimis dalam melihat bunga mawar?


  1. -Yang pesimis mengatakan, “sayang di balik bunga mawar yang indah, terdapat duri-duri yang tajam!”
  2. -Yang optimis mengatakan, “Betapa luar biasanya hidup ini bahwa di balik duri-duri yang tajam terdapat bunga mawar yang indah!” 


Semoga kita cukup punya hati untuk mensyukuri hidup ini dan melihat keindahan di tengah kehidupan kita yang tidak sempurna. Anda boleh yakin bahwa hidup saya, hidup orang-orang di sekitar Anda itu tidak sempurna. Kita saja yang terlalu sering berpikir bahwa hidup kitalah satu-satunya hidup yang tidak sempurna.


Terngiang pesan Paus Fransiskus tentang kebahagiaan,

“Milikilah keberanian untuk menjadi bahagia!”



Rm. M. Joko Lelono, Pr